Bismillahirrohmanirrohim, hari ini Saya akan memposting contoh Proposal Skripsi Akademi Kebidanan secara ringkas. Semoga posting ini bermanfaat.
HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN KEJADIAN
ATONIA UTERI PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT ... TAHUN ...
ABSTRAK
Menurut World Health Organization lebih dari 500.000 perempuan
meninggal setiap tahun karena kehamilan dan persalinan. Angka Kematian Ibu di Indonesia pada tahun ... sebesar
226 / 100.000 kelahiran hidup. Salah satu faktor risiko yang mempengaruhi
kematian ibu adalah atonia uteri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara umur dan paritas ibu dengan kejadian atonia uteri
pada ibu bersalin.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif
dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kejadian atonia uteri pada ibu bersalin, sedangkan variabel independen adalah umur dan paritas ibu. Penelitian ini menggunakan
data sekunder yang diperoleh
melalui observasi medical record ibu-ibu yang pernah bersalin di Rumah
Sakit ... pada tahun ..., dengan jumlah sampel sebanyak 86 orang.
Hasil analisis univariat menunjukkan proporsi ibu bersalin yang mengalami
atonia uteri lebih kecil (18,6%);
proporsi ibu yang berumur risiko rendah
lebih besar (70,9%); proporsi
ibu yang berparitas rendah lebih besar (55,8%). Hasil analisis bivariat
dengan uji Chi Square menunjukkan
bahwa ada hubungan bermakna antara umur ibu (p value = 0,014) dan paritas ibu (p value = 0,013) dengan kejadian
atonia uteri pada ibu bersalin.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disimpulkan bahwa ada hubungan
bermakna antara umur dan paritas ibu dengan kejadian atonia uteri pada ibu
bersalin.
Disarankan kepada pihak RS ... untuk meningkatkan penyuluhan
kepada ibu-ibu pada saat kehamilan untuk mencegah terjadinya atonia
uteri.
Daftar Bacaan : 9 (2001-2009)
Kata Kunci : Kejadian atonia uteri
2.1.3
Gejala-Gejala
b. Teknik pengambilan sampel
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Menurut World Health Organization
(WHO), di dunia ini setiap
menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan
kehamilan dan persalinannya. Dengan kata lain, 1.400 perempuan meninggal setiap
hari atau lebih dari 500.000 perempuan meninggal setiap tahun karena kehamilan
dan persalinan. Sekitar 99% dari kematian ibu terjadi di negara miskin (Riyanto, 2005).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sendiri masih cukup tinggi, khususnya
untuk AKI dirasakan bahwa penurunannya sangat lambat, yaitu dari 450 / 100.000
kelahiran hidup pada tahun 1986 menjadi 334 / 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 1997 dan 307 / 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2003, lalu pada tahun 2005 mencapai 291 jiwa / 100.000
kelahiran hidup, kemudian pada tahun 2007 sebesar 226 / 100.000 kelahiran hidup
(Dinas Kesehatan ..., 20..).
AKI di Propinsi .. pada tahun 2007 masih cukup tinggi, yaitu
sebesar 424 / 100.000 kelahiran hidup, kemudian pada tahun 2008 meningkat
menjadi 467 orang / 100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKI di Kota ... pada tahun 2007 sebesar 54 / 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan ..., 20..).
Tingginya
AKI tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, salah satu faktor risiko yang
mempengaruhi morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) ibu adalah atonia
uteri. Atonia uteri adalah uterus gagal berkontraksi dengan baik setelah
persalinan sehingga menyebabkan perdarahan. Perdarahannya berasal dari bekas
menempelnya plasenta, akibat terbukanya pembuluh darah besar pada plasenta yang
lepas sebagian atau lepas keseluruhan, perdarahan karena robekan jalan lahir
dan perdarahan akibat gangguan pembekuan darah (Subaris, 2009).
Menurut Hidayati (2009), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya
atonia uteri adalah umur, paritas, multipara dengan jarak kelahiran pendek,
partus lama, malnutrisi dan salah penanganan dalam usaha melahirkan plasenta.
Berdasarkan data dari medical record Rumah
Sakit ..., diketahui bahwa ibu yang bersalin pada
tahun 2008 sebanyak 624 orang. Dari 624 ibu bersalin tersebut, ada 16 orang ibu
(2,6%) yang mengalami perdarahan karena atonia uteri.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis
tertarik untuk meneliti mengenai Hubungan antara Umur dan Paritas Ibu dengan
Kejadian Atonia Uteri pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit ...
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Atonia Uteri
2.1.1
Definisi
Menurut
Subaris (2009), atonia uteri adalah uterus gagal berkontraksi dengan baik
setelah persalinan sehingga menyebabkan perdarahan, sedangkan menurut Depkes RI
(2002), atonia uteri adalah uteri tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah
dilakukan pemijatan fundus uteri (plasenta telah lahir).
2.1.2
Etiologi
Menurut Hidayati (2009), etiologi atonia uteri sebagai berikut :
1. Overdistention uterus,
seperti : gemeli, makrosmia, polihidramnion atau paritas tinggi.
2. Umur yang terlalu muda atau
terlalu tua.
3. Multipara dengan jarak
kelahiran pendek.
4. Partus lama
5. Malnutrisi
6. Salah penanganan dalam usaha
melahirkan plasenta, sedangkan sebenarnya belum terlepas dari uterus.
Menurut Sastrawinata (2005),
gejala-gejala atonia uteri, yaitu :
1.
Perdarahan per vaginam
2.
Konsistensi rahim lunak
3.
Fundus uteri naik
4.
Tanda-tanda syok
2.1.4
Manifestasi Klinis
Menurut Hidayati (2009), manifestasi klinis atonia uteri sebagai berikut
:
1. Uterus tidak berkontraksi
dan lembek
2. Perdarahan segera setelah
anak lahir
2.1.5
Pencegahan
Kegunaan utama oksitosin sebagai pencegahan atonia uteri, yaitu onsetnya
yang cepat dan tidak menyebabkan kenaikan tekanan darah atau kontraksi tetani,
seperti ergometrin. Pemberian oksitosin paling bermanfaat untuk mencegah atonia
uteri (Hidayati, 2009).
2.1.6
Prognosis
Wanita dengan perdarahan pascapersalinan seharusnya tidak meninggal
akibat perdarahannya, sekalipun untuk mengatasinya perlu dilakukan histerektomi
(Sastrawinata, 2005).
2.1.7
Diagnosis
Menurut Mochtar (2002), cara membuat diagnosis atonia uteri sebagai
berikut :
1. Palpasi uterus : bagaimana
kontraksi uterus dan tinggi fundus uterus
2. Memeriksa plasenta dan
ketuban : apakah lengkap atau tidak
3. Inspekulo : untuk melihat
robekan pada serviks, vagina dan varises yang pecah.
4.
Pemeriksaan laboratorium : periksa
darah, hemoglobin dan lain-lain.
2.1.8 Penatalaksanaan
Menurut Doengoes (2009), atonia uteri
terjadi jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 menit setelah dilakukan
rangsangan taktil atau pemijatan fundus uteri :
1.
Segera lakukan kompresi bimanual
internal
2. Berikan 0,2 mg ergometrin IM agar dapat
meningkatkan tekanan lebih tinggi dari kondisi normal.
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Terjadinya Atonia Uteri
2.2.1 Umur Ibu
Menurut
Wiknjosastro dkk (2005), umur aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20 –
30 tahun. Menurut Subaris (2009), wanita yang hamil pada usia kurang dari 20
tahun, organ reproduksinya belum matang, sedangkan pada wanita yang berusia di
atas 35 tahun, organ reproduksinya telah mengalami regenerasi.
Menurut
Manuaba (2008), wanita hamil yang berusia kurang dari 20 tahun dan di atas 35
tahun mempunyai risiko tinggi untuk mengalami atonia uteri. Rahim wanita yang
berusia kurang dari 20 tahun belum cukup matang untuk menerima hasil pembuahan
(konsepsi), sedangkan rahim wanita yang berusia di atas 35 tahun telah
mengalami kemunduran, seperti kurangnya elastisitas otot rahim sehingga wanita
yang hamil pada usia tersebut berisiko untuk untuk mengalami atonia uteri.
2.2.2 Paritas Ibu
Menurut
Wiknjosastro (2005) mengelompokan paritas menjadi 2, yaitu paritas rendah dan
paritas tinggi. Paritas rendah (anak yang dilahirkan ≤ 3 orang) paritas tinggi
(anak yang dilahirkan ≥ 3 orang). Paritas tinggi mempunyai angka kematian
maternal lebih tinggi dari salah satu resiko terjadinya perdarahan pasca persalinan,
yaitu atonia uteri.
Paritas
ibu sangat mempengaruhi terjadinya komplikasi obstetri pada saat kehamilan dan
persalinan.
Seringnya
bersalin, dapat menyebabkan perlengketan peritubal. Dengan demikian saluran
telur berkelok-kelok atau memiliki belokan tajam akibat tarikan perlengketan di
sekelilingnya sehingga terjadilah atonia uteri (Subaris, 2009).
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka
Konsep
Berdasarkan
rumusan masalah faktor umur ibu, wanita hamil yang berusia kurang dari 20 tahun
dan di atas 35 tahun mempunyai risiko tinggi untuk mengalami atonia uteri.
Rahim wanita yang berusia kurang dari 20 tahun belum cukup matang untuk
menerima hasil pembuahan (konsepsi), sedangkan rahim wanita yang berusia di
atas 35 tahun telah mengalami kemunduran, seperti kurangnya elastisitas otot
rahim sehingga wanita yang hamil pada usia tersebut berisiko untuk untuk mengalami
atonia uteri.
Paritas
ibu sangat mempengaruhi terjadinya komplikasi obstetri pada saat kehamilan dan
persalinan. Seringnya bersalin, dapat menyebabkan perlengketan peritubal.
Dengan demikian saluran telur berkelok-kelok atau memiliki belokan tajam akibat
tarikan perlengketan di sekelilingnya sehingga terjadilah atonia uteri. Sehingga
dapat disusun kerangka konsep sebagai berikut :
Bagan Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
3.2 Hipotesis
3.2.1 Hipotesa Mayor
Ada hubungan antara umur dan paritas ibu secara
simultan dengan kejadian atonia uteri pada ibu bersalin di Rumah Sakit ...
3.2.2 Hipotesa
Minor
1.
Ada
hubungan antara umur ibu secara
parsial dengan kejadian atonia uteri pada ibu bersalin di Rumah Sakit ...
2.
Ada
hubungan antara paritas ibu secara
parsial dengan kejadian atonia uteri pada ibu bersalin di Rumah Sakit ...
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1
Desain Penelitian
Jenis
penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode survei analitik
melalui pendekatan cross sectional. Rancangan penelitian cross
sectional adalah suatu penelitian yang semua variabelnya, baik variabel
dependen (kejadian atonia uteri)
maupun independen (umur dan paritas
ibu) diobservasi atau dikumpulkan sekaligus dalam waktu yang sama
(Notoatmodjo, 2002).
4.2
Waktu dan Tempat Penelitian
4.2.1
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal ....
4.2.2
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan
di Rumah Sakit ....
4.3
Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1
Populasi Penelitian
Populasi dalam
penelitian ini adalah semua ibu yang
pernah bersalin di Rumah Sakit ... pada tahun 20... yang
berjumlah 624 orang.
4.3.2
Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah ibu-ibu yang pernah bersalin di Rumah Sakit .. pada tahun 20...
a. Besar sampel
Besarnya sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus dalam Notoatmodjo
(2002), sehingga besar sampel dalam penelitian ini adalah 86 orang.
Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini dengan menggunakan systematic
random sampling (pengambilan sampel secara acak sistematik) (Notoatmodjo,
2002) dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Membuat daftar kerangka sampel, di sini
peneliti membuat daftar sampel.
2. Penghitungan interval sampling mula-mula
membagi jumlah populasi dengan sampel.
3. Menetapkan sampel pertama dengan mengundi
angka-angka hingga muncul satu angka sebagai sampel pertama.
4. Kemudian menetapkan seluruh sampel dengan
menghitung dari angka yang muncul, kemudian dilipatkan menurut angka yang
muncul.
4.4 Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang diambil dari
observasi medical record dengan
menggunakan check list. Data sekunder
diperoleh melalui observasi medical record ibu-ibu yang pernah bersalin
di Rumah Sakit Tk. II Dr. AK. Gani Palembang pada tahun 2008.
4.5 Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (2005), data yang terkumpul
kemudian diolah melalui tahap-tahap berikut.
1. Coding, yaitu upaya mengklasifikasikan isian atau hasil
yang ada menurut macamnya dalam bentuk yang lebih ringkas dengan menggunakan
kode-kode.
2. Editing, yaitu meneliti kembali setiap lembar format
pengambilan data (check list), apakah
isian pada format pengambilan data sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten.
3. Entry Data, yaitu proses memasukkan data ke dalam program
pengolahan data komputer.
4.
Cleaning, yaitu proses pengecekan ulang dan
pembersihan data dari kesalahan.
4.6 Analisis Data
4.6.1 Analisis Univariat
Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran
distribusi frekuensi dan persentase dari semua variabel penelitian, yaitu variabel
dependen (kejadian atonia uteri) maupun variabel independen (umur dan paritas
ibu).
4.6.2 Analisis Bivariat
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan
antara variabel independen (umur dan paritas ibu) dengan variabel dependen (kejadian
atonia uteri). Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Chi Square.
Batas kemaknaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05.
Pengambilan keputusan statistik dilakukan dengan membandingkan nilai p (p
value) dengan nilai α (0,05), dengan ketentuan (Hastono, 2001):
a. Bila p value ≤ nilai α (0,05), maka ada hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen.
b. Bila p value > nilai α (0,05), maka
tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
4.7
Definisi Operasional
4.7.1 Variabel Dependen
Kejadian atonia uteri
a) Pengertian : Suatu keadaan dimana uterus gagal berkontraksi dengan baik setelah
persalinan sehingga menyebabkan perdarahan yang
dilihat pada medical record
b) Alat Ukur : Check
list
c)
Cara Ukur : Observasi medical record pasien
d) Hasil Ukur : Dikelompokkan menjadi :
0. Ya, mengalami atonia uteri
1. Tidak mengalami atonia uteri
e) Skala Ukur : Nominal
4.7.2
Variabel
Independen
1. Umur ibu
a)
Pengertian : Usia ibu yang dihitung berdasarkan ulang tahun terakhirnya yang dilihat
pada medical record
b)
Alat Ukur : Check
list
c)
Cara Ukur : Observasi medical record pasien
d) Hasil Ukur : Dikelompokkan menjadi :
1. Risiko tinggi, bila < 20 atau > 35
tahun
2.
Risiko rendah, bila 20 – 35 tahun
e) Skala Ukur : Ordinal
2. Paritas ibu
a)
Pengertian : Jumlah anak yang pernah dikandung ibu
b) Alat Ukur : Check list
c)
Cara Ukur : Observasi medical record
d) Hasil Ukur : Dikelompokkan
menjadi :
1.
Tinggi, bila ≥ 3 orang
2.
Rendah, bila < 3 orang
e) Skala Ukur : Ordinal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar