Rabu, 06 Februari 2013

CONTOH PROPOSAL SKRIPSI AKADEMI KEBIDANAN 

Bismillahirrohmanirrohim, hari ini Saya akan memposting contoh  Proposal Skripsi Akademi Kebidanan secara ringkas.  Semoga posting ini bermanfaat.



HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN PARITAS IBU DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT ... TAHUN ...

ABSTRAK

Menurut World Health Organization lebih dari 500.000 perempuan meninggal setiap tahun karena kehamilan dan persalinan. Angka Kematian Ibu di Indonesia pada tahun ... sebesar 226 / 100.000 kelahiran hidup. Salah satu faktor risiko yang mempengaruhi kematian ibu adalah atonia uteri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara umur dan paritas ibu dengan kejadian atonia uteri pada ibu bersalin.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kejadian atonia uteri pada ibu bersalin, sedangkan variabel independen adalah umur dan paritas ibu. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui observasi medical record ibu-ibu yang pernah bersalin di Rumah Sakit ... pada tahun ..., dengan jumlah sampel  sebanyak 86 orang.
Hasil analisis univariat menunjukkan proporsi ibu bersalin yang mengalami atonia uteri lebih kecil (18,6%); proporsi ibu yang berumur risiko rendah lebih besar (70,9%); proporsi ibu yang berparitas rendah lebih besar (55,8%). Hasil analisis bivariat dengan uji Chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara umur ibu (p value = 0,014) dan paritas ibu (p value = 0,013) dengan kejadian atonia uteri pada ibu bersalin.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara umur dan paritas ibu dengan kejadian atonia uteri pada ibu bersalin.
Disarankan kepada pihak RS ... untuk meningkatkan penyuluhan kepada ibu-ibu pada saat kehamilan untuk mencegah terjadinya atonia uteri.

Daftar Bacaan   :  9 (2001-2009)
Kata Kunci        :  Kejadian atonia uteri



BAB I

PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO), di dunia ini setiap menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan kehamilan dan persalinannya. Dengan kata lain, 1.400 perempuan meninggal setiap hari atau lebih dari 500.000 perempuan meninggal setiap tahun karena kehamilan dan persalinan. Sekitar 99% dari kematian ibu terjadi di negara miskin (Riyanto, 2005).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sendiri masih cukup tinggi, khususnya untuk AKI dirasakan bahwa penurunannya sangat lambat, yaitu dari 450 / 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1986 menjadi 334 / 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1997 dan 307 / 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2003, lalu  pada tahun 2005 mencapai 291 jiwa / 100.000 kelahiran hidup, kemudian pada tahun 2007 sebesar 226 / 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan ..., 20..).
AKI di Propinsi .. pada tahun 2007 masih cukup tinggi, yaitu sebesar 424 / 100.000 kelahiran hidup, kemudian pada tahun 2008 meningkat menjadi 467 orang / 100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKI di Kota ... pada tahun 2007 sebesar 54 / 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan ..., 20..).
Tingginya AKI tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, salah satu faktor risiko yang mempengaruhi morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) ibu adalah atonia uteri. Atonia uteri adalah uterus gagal berkontraksi dengan baik setelah persalinan sehingga menyebabkan perdarahan. Perdarahannya berasal dari bekas menempelnya plasenta, akibat terbukanya pembuluh darah besar pada plasenta yang lepas sebagian atau lepas keseluruhan, perdarahan karena robekan jalan lahir dan perdarahan akibat gangguan pembekuan darah (Subaris, 2009).
Menurut Hidayati (2009), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya atonia uteri adalah umur, paritas, multipara dengan jarak kelahiran pendek, partus lama, malnutrisi dan salah penanganan dalam usaha melahirkan plasenta.
Berdasarkan data dari medical record Rumah Sakit ..., diketahui bahwa ibu yang bersalin pada tahun 2008 sebanyak 624 orang. Dari 624 ibu bersalin tersebut, ada 16 orang ibu (2,6%) yang mengalami perdarahan karena atonia uteri. 
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai Hubungan antara Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Atonia Uteri pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit ...

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

  
2.1   Atonia Uteri
2.1.1   Definisi
Menurut Subaris (2009), atonia uteri adalah uterus gagal berkontraksi dengan baik setelah persalinan sehingga menyebabkan perdarahan, sedangkan menurut Depkes RI (2002), atonia uteri adalah uteri tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan pemijatan fundus uteri (plasenta telah lahir).
2.1.2   Etiologi
Menurut Hidayati (2009), etiologi atonia uteri sebagai berikut :
1.      Overdistention uterus, seperti : gemeli, makrosmia, polihidramnion atau paritas tinggi.
2.      Umur yang terlalu muda atau terlalu tua.
3.      Multipara dengan jarak kelahiran pendek.
4.      Partus lama
5.      Malnutrisi
6.    Salah penanganan dalam usaha melahirkan plasenta, sedangkan sebenarnya belum terlepas dari uterus.
     2.1.3   Gejala-Gejala
Menurut Sastrawinata (2005), gejala-gejala atonia uteri, yaitu :
1.      Perdarahan per vaginam
2.      Konsistensi rahim lunak
3.      Fundus uteri naik
4.      Tanda-tanda syok
2.1.4   Manifestasi Klinis
Menurut Hidayati (2009), manifestasi klinis atonia uteri sebagai berikut :
1.      Uterus tidak berkontraksi dan lembek
2.      Perdarahan segera setelah anak lahir
2.1.5   Pencegahan
Kegunaan utama oksitosin sebagai pencegahan atonia uteri, yaitu onsetnya yang cepat dan tidak menyebabkan kenaikan tekanan darah atau kontraksi tetani, seperti ergometrin. Pemberian oksitosin paling bermanfaat untuk mencegah atonia uteri (Hidayati, 2009).
2.1.6   Prognosis
Wanita dengan perdarahan pascapersalinan seharusnya tidak meninggal akibat perdarahannya, sekalipun untuk mengatasinya perlu dilakukan histerektomi (Sastrawinata, 2005).
2.1.7   Diagnosis
Menurut Mochtar (2002), cara membuat diagnosis atonia uteri sebagai berikut :
1.      Palpasi uterus : bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uterus
2.      Memeriksa plasenta dan ketuban : apakah lengkap atau tidak
3.      Inspekulo : untuk melihat robekan pada serviks, vagina dan varises yang pecah.
4.      Pemeriksaan laboratorium : periksa darah, hemoglobin dan lain-lain.
2.1.8   Penatalaksanaan
Menurut Doengoes (2009), atonia uteri terjadi jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 menit setelah dilakukan rangsangan taktil atau pemijatan fundus uteri :
1.      Segera lakukan kompresi bimanual internal
2.   Berikan 0,2 mg ergometrin IM agar dapat meningkatkan tekanan lebih tinggi dari kondisi normal.

2.2   Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Atonia Uteri
2.2.1   Umur Ibu
Menurut Wiknjosastro dkk (2005), umur aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20 – 30 tahun. Menurut Subaris (2009), wanita yang hamil pada usia kurang dari 20 tahun, organ reproduksinya belum matang, sedangkan pada wanita yang berusia di atas 35 tahun, organ reproduksinya telah mengalami regenerasi.
Menurut Manuaba (2008), wanita hamil yang berusia kurang dari 20 tahun dan di atas 35 tahun mempunyai risiko tinggi untuk mengalami atonia uteri. Rahim wanita yang berusia kurang dari 20 tahun belum cukup matang untuk menerima hasil pembuahan (konsepsi), sedangkan rahim wanita yang berusia di atas 35 tahun telah mengalami kemunduran, seperti kurangnya elastisitas otot rahim sehingga wanita yang hamil pada usia tersebut berisiko untuk untuk mengalami atonia uteri.
2.2.2   Paritas Ibu
Menurut Wiknjosastro (2005) mengelompokan paritas menjadi 2, yaitu paritas rendah dan paritas tinggi. Paritas rendah (anak yang dilahirkan ≤ 3 orang) paritas tinggi (anak yang dilahirkan ≥ 3 orang). Paritas tinggi mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi dari salah satu resiko terjadinya perdarahan pasca persalinan, yaitu atonia uteri.
Paritas ibu sangat mempengaruhi terjadinya komplikasi obstetri pada saat kehamilan dan persalinan.
Seringnya bersalin, dapat menyebabkan perlengketan peritubal. Dengan demikian saluran telur berkelok-kelok atau memiliki belokan tajam akibat tarikan perlengketan di sekelilingnya sehingga terjadilah atonia uteri (Subaris, 2009).

BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS


3.1 Kerangka Konsep
Berdasarkan rumusan masalah faktor umur ibu, wanita hamil yang berusia kurang dari 20 tahun dan di atas 35 tahun mempunyai risiko tinggi untuk mengalami atonia uteri. Rahim wanita yang berusia kurang dari 20 tahun belum cukup matang untuk menerima hasil pembuahan (konsepsi), sedangkan rahim wanita yang berusia di atas 35 tahun telah mengalami kemunduran, seperti kurangnya elastisitas otot rahim sehingga wanita yang hamil pada usia tersebut berisiko untuk untuk mengalami atonia uteri.
Paritas ibu sangat mempengaruhi terjadinya komplikasi obstetri pada saat kehamilan dan persalinan. Seringnya bersalin, dapat menyebabkan perlengketan peritubal. Dengan demikian saluran telur berkelok-kelok atau memiliki belokan tajam akibat tarikan perlengketan di sekelilingnya sehingga terjadilah atonia uteri. Sehingga dapat disusun kerangka konsep sebagai berikut :
Bagan Kerangka Konsep

           Variabel Independen                                                                       Variabel Dependen



3.2 Hipotesis
3.2.1   Hipotesa Mayor
Ada hubungan antara umur dan paritas ibu secara simultan dengan kejadian atonia uteri pada ibu bersalin di Rumah Sakit ...
3.2.2 Hipotesa Minor
1.       Ada hubungan antara umur ibu secara parsial dengan kejadian atonia uteri pada ibu bersalin di Rumah Sakit ...
2.       Ada hubungan antara paritas ibu secara parsial dengan kejadian atonia uteri pada ibu bersalin di Rumah Sakit ...

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1   Desain Penelitian
              Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode survei analitik melalui pendekatan cross sectional. Rancangan penelitian cross sectional adalah suatu penelitian yang semua variabelnya, baik variabel dependen (kejadian atonia uteri) maupun independen (umur dan paritas ibu) diobservasi atau dikumpulkan sekaligus dalam waktu yang sama (Notoatmodjo, 2002).

4.2   Waktu dan Tempat Penelitian
4.2.1   Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal ....
4.2.2   Tempat Penelitian
   Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit ....

4.3   Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1   Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang pernah bersalin di Rumah Sakit ... pada tahun 20... yang berjumlah 624 orang. 
4.3.2   Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah ibu-ibu yang pernah bersalin di Rumah Sakit .. pada tahun 20...
a.       Besar sampel
Besarnya sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus dalam Notoatmodjo (2002), sehingga besar sampel dalam penelitian ini adalah 86 orang.
 b.      Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan systematic random sampling (pengambilan sampel secara acak sistematik) (Notoatmodjo, 2002) dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1.       Membuat daftar kerangka sampel, di sini peneliti membuat daftar sampel.
2.       Penghitungan interval sampling mula-mula membagi jumlah populasi dengan sampel.
3.    Menetapkan sampel pertama dengan mengundi angka-angka hingga muncul satu angka sebagai sampel pertama.
4.  Kemudian menetapkan seluruh sampel dengan menghitung dari angka yang muncul, kemudian dilipatkan menurut angka yang muncul.

4.4   Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang diambil dari observasi medical record dengan menggunakan check list. Data sekunder diperoleh melalui observasi medical record ibu-ibu yang pernah bersalin di Rumah Sakit Tk. II Dr. AK. Gani Palembang pada tahun 2008.

4.5   Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (2005), data yang terkumpul kemudian diolah melalui tahap-tahap berikut.
1.      Coding, yaitu upaya mengklasifikasikan isian atau hasil yang ada menurut macamnya dalam bentuk yang lebih ringkas dengan menggunakan kode-kode.
2.    Editing, yaitu meneliti kembali setiap lembar format pengambilan data (check list), apakah isian pada format pengambilan data sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten.
3.       Entry Data, yaitu proses memasukkan data ke dalam program pengolahan data komputer.
4.       Cleaning, yaitu proses pengecekan ulang dan pembersihan data dari kesalahan.


4.6   Analisis Data
4.6.1   Analisis Univariat
Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi dan persentase dari semua variabel penelitian, yaitu variabel dependen (kejadian atonia uteri) maupun variabel independen (umur dan paritas ibu).
4.6.2   Analisis Bivariat
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen (umur dan paritas ibu) dengan variabel dependen (kejadian atonia uteri). Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Chi Square.
Batas kemaknaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05. Pengambilan keputusan statistik dilakukan dengan membandingkan nilai p (p value) dengan nilai α (0,05), dengan ketentuan (Hastono, 2001):
a.     Bila p value ≤  nilai α (0,05), maka ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
b.   Bila p value > nilai α (0,05), maka tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

4.7   Definisi Operasional
4.7.1   Variabel Dependen
         Kejadian atonia uteri
a)      Pengertian   :  Suatu keadaan dimana uterus gagal berkontraksi dengan baik setelah persalinan sehingga menyebabkan perdarahan yang dilihat pada medical record
b)      Alat Ukur       :  Check list
c)       Cara Ukur      :  Observasi medical record pasien
d)      Hasil Ukur      :  Dikelompokkan menjadi :
0.       Ya, mengalami atonia uteri
1.       Tidak mengalami atonia uteri
e)       Skala Ukur     :  Nominal
4.7.2   Variabel Independen
         1.   Umur ibu
a)      Pengertian   : Usia ibu yang dihitung berdasarkan ulang tahun terakhirnya yang dilihat pada medical record
b)      Alat Ukur       :   Check list
c)       Cara Ukur      :   Observasi  medical record pasien
d)      Hasil Ukur      :   Dikelompokkan menjadi :
 1.       Risiko tinggi, bila < 20 atau > 35 tahun
 2.       Risiko rendah, bila 20 – 35 tahun
e)   Skala Ukur     :   Ordinal
         2.   Paritas ibu
a)       Pengertian      :   Jumlah anak yang pernah dikandung ibu
b)      Alat Ukur       :   Check list
c)      Cara Ukur      :   Observasi  medical record
d)      Hasil Ukur      :   Dikelompokkan menjadi :
 1.       Tinggi, bila ≥ 3 orang
 2.       Rendah, bila < 3 orang
                e)   Skala Ukur     :   Ordinal














Tidak ada komentar:

Posting Komentar